Pembinaan Karakter Dan Cinta Tanah Air SMP Negeri 21 Kota Bekasi

0
4504

Bekasi, Info Pendidikan
“Sebagai institusi pendidikan, SMPN 21, sejak dini berusaha menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Termasuk diantaranya kecintaan pada pada bangsa dan negara,” ungkap Marhadi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Negeri 21 Kota Bekasi, Jumat (22/10).

Bentuk kecintaan itu, lanjut Marhadi, bisa dengan banyak cara. Termasuk memelihara serta melestarikan budaya nasional. Sebagai contoh, ungkap Marhadi, dalam pemilihan ketua OSIS (organisasi siswa intra sekolah), siswa diperkenalkan proses demokrasi yang sesungguhnya yang dilaksanakan di Indonesia.

Dalam proses pemilihan ketua OSIS, kata Marhadi, pertama-tama kita buka penawaran kepada semua siswa, bagi siapa yang mau dan berminat menjadi ketua dan pengurus OSIS, boleh mendaftar.

“Kita tawarkan ke kelas 7 dan 8. Dan mendaftar sebanyak 80 siswa. Kemudian, untuk ke 80 siswa itu, sekolah mengirimkan surat permohonan izin ke wali masing-masing siswa. Setelah mendapat persetujuan dari orang tua murid, baru kita lanjutkan pada proses kedua, yaitu LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa),” jelas Marhadi.

“Permohonan ijin dari orang tua itu penting,” sambung Marhadi, “karena kegiatan OSIS itu banyak dan padat. Sehingga orang tua wajib tahu dan mendukung kegiatan anaknya. Jangan sampai nanti ditengah jalan orang tua protes karena anaknya jadi sering pulang terlambat dan sibuk dengan hal-hal diluar pelajaran di sekolah.”

Untuk kegiatan LDKS sendiri, SMPN 21 melaksanakannya di sekolah selama 2 hari 1 malam. 11 – 12 Oktober 2019 lalu. Mengusung tema, Membangun Karakter Pemimpin yang Berkualitas. Melibatkan banyak unsur diantaranya tentara dan kepolisian.

“Untuk sesi kedisiplinan, kita meminta bantuan dari militer dan polisi. Karena, merekalah yang paham betul bagaimana mendidik kedisiplinan. Selain itu bagaimana menjalankan sebuah organisasi yang solid, kita akui ada di lingkup militer dan kepolisian,” jelas Marhadi.

Setelah pelaksanaan LDKS, lanjut Marhadi, proses selanjutnya adalah penetapan dan deklarasi calon ketua OSIS. Nanti, akan ditetapkan 3 pasang kandidat ketua dan wakil ketua. Mereka ini selanjutnya akan melakukan kampanye ke tiap-tiap kelas. Dan setelah itu, baru dilakukan pemilihan ketua.

“Proses pemilihan kita buat semirip mungkin dengan proses pemilihan umum yang kita laksanakan dalam pileg dan pilpres tempo hari. Ada kartu pemilu yang berisi gambar dan nama calon. Kemudian kita buatkan bilik suara. Dan pelaksanaan pemilu akan dilaksanakan secara bergilir sehingga tidak mengganggu proses KBM,” terang Marhadi.

“Dalam proses pemilihan Ketua OSIS, disini kita berusaha menanamkan nilai-nilai dan kaidah berdemokrasi. Sehingga nanti, mereka sudah tahu dan terbiasa, bahwa beginilah proses demokrasi di negeri ini,” kata Marhadi, “Selain menanamkan nilai kebangsaan, sekolah juga intens pada penanaman karakter dan budaya nasional. Walau kita sekarang sudah berada pada jaman dan era digital, tapi budaya lokal tetap harus kita jaga.”

“Jangan karena sibuk dengan gadget dan smartphone, anak-anak jadi lupa apa itu geprak, gobak batu, galasin, petak umpet dan lain-lain permainan anak. Kita (Sekolah) beri ruang dan waktu untuk mereka bermain permainan anak tradisional di sekolah ini. Apalagi kepala sekolah, sangat care disana. Beliau senang sekali dengan hal-hal positif yang berkaitan dengan budaya nasional.” ungkap Marhadi.

“Dan kerja kerasnya,” tambah Marhadi lagi, “ternyata diapresiasi banyak pihak. Terbukti, pada acara yang digelar DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Provinsi Jawa Barat, Minggu lalu di Bandung, dari semua kabupaten-kota yang ikut dalam acara itu, SMP Negeri 21, mewakili Kota Bekasi, menjadi Juara 3. Itu sebuah penghargaan yang tak ternilai.”

“Kami tadinya tidak punya target besar. Yaah, dapat juara harapan saja sudah sangat bersyukur, mengingat jumlah peserta yang ikut dan penampilan mereka semua bagus-bagus,” ungkap Marhadi.

“Begitu saat pengumuman pemenang, sempat dag-dig-dug, karena juara harapan 1, 2 dan 3 diumumkan, nama sekolah kita tidak dipanggil.

Waduh, berarti pulang tanpa bawa apa-apa nih. Tapi, ketika dipanggil sebagai Juara III, saya sempat kaget. Terharu. Jerih payah anak-anak ternyata terbayarkan. Kita membawa predikat juara,” tambah Marhadi bangga.■ GP-IP2