Bekasi, Info Pendidikan
“Saya senang dan bangga ditugaskan di sekolah ini. Semua stakeholder sekolah mulai dari siswa, guru dan staf, serta orang tua murid sangat mendukung program sekolah. Karena kebanggaan seorang kepala sekolah adalah ketika programnya mendapat dukungan dari semua warga sekolah,” ungkap Paidi, Kepala SMPN 40 Kota Bekasi, Senin (4/11).
Walaupun disibukkan dengan pemeriksaan administrasi dari pengawas, Paidi masih menyempatkan diri menerima IP di ruang kerjanya menyampaikan visi misinya dalam memimpin SMPN 40 ini.
“Saya berprinsip bahwa bekerja di pendidikan terlebih sebagai kepala sekolah pertama-pertama harus ikhlas. Karena dengan ikhlas maka akan semangat dalam bekerja,” kata Paidi mengawali, “kemudian, harus diterima oleh semua warga sekolah dan warga sekitar.”
Paidi kemudian secara rinci memaparkan kondisi SMP Negeri 40, sampai kepada kekuatan dan juga kelemahan sekolah. Dia juga mengutarakan bagaimana sekolah saat ini sudah mengalami banyak perubahan dan perkembangan positif. Baik dari sarana dan prasarana sampai kepada sumberdaya pendidik dan metode pembelajaran yang terus membaik.
“Teman-teman disini serta warga sekitar sampai sekarang sangat peduli pada kemajuan sekolah. Tapi memang tidak dipungkiri, masih banyak kekurangan. Terlebih dalam hal kecukupan ruang. Semoga tahun depan, proposal saya kepada pemerintah kota Bekasi terkait penambahan 6 ruang kelas dan pemagaran keliling sekolah dapat terealisasi,” ujar Paidi.
Kemudian Paidi melanjutkan bahwa SMPN 40 memiliki sumber daya pendidik yang sangat baik dan mau terus mengembangkan kompetensinya. Dia mengatakan bahwa para guru di sekolah ini adalah pendidik-pendidik yang potensial yang sekarang sudah memulai proses pembelajaran terbarukan secara digital dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Hal senada diungkapkan Lies Rodiah, SPd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMPN 40. Lies mengatakan bahwa sebagai guru harus terus meng-update kompetensi, khususnya di era abad 21, guru dituntut untuk menguasai teknik mengajar terbarukan yang menggunakan teknologi informasi.
“Maju mundurnya pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru. Untuk itu maka guru harus mampu menjadi Agen Perubahan dalam pendidikan. Sehingga guru wajib mengupgrade dan mengupdate kompetensinya,” kata Lies Rodiah.
“Khusus untuk mata pelajaran saya, Matematika,” lanjut Lies, “…anak-anak saya minta untuk membawa smartphone. Karena sekarang di SMPN 40, untuk mata pelajaran Matematika dan beberapa mata pelajaran lain, kita sudah menggunakan pembelajaran secara online menggunakan aplikasi berbasis android di HP (smartphone).”
Lies kemudian menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi sudah diterapkan dalam 2 tahun terakhir. Guru sudah tidak asing dengan komputer atau laptop. Laboratorium Komputer digunakan secara maksimal oleh guru baik pembelajaran di kelas 7 sampai kelas 9.
“Hampir semua sekarang memanfaatkan komputer lab dalam pembelajaran, ulangan atau ujian. Kita sudah ujian CBT (Computer Base Test). Dan awal semester ini, kita sudah mengawali dengan memanfaatkan smartphone dalam pembelajaran, baik tugas-tugas sampai ujian. Memang ada peraturan sekolah melarang siswa membawa HP, tapi di pelajaran saya, saya meminta siswa untuk membawa HP.
Dan saya bertanggung jawab penuh akan hal itu. Bahkan bila ada siswa yang tidak membawa HP karena memang tidak punya, saya pinjamkan HP saya ke mereka,” jelas Lies dengan antusias.
Lies Rodiah juga mengungkapkan bagaimana siswa-siswa SMPN 40 sangat antusias dengan metode pembelajaran yang mulai dirintis ini. Siswa, kata Lies, malah lebih kreatif memasukkan konten-konten menarik dalam mengerjakan tugas yang diberikannya.
“Kita belakangan ini sudah mengaplikasikan virtual classroom, atau kelas maya. Siswa berkomunikasi dengan guru mapel (mata pelajaran) secara online. Guru juga memberikan tugas dan soal secara online. Dan, untuk tugas kelompok, siswa malah harus mampu mengerjakannya dalam bentuk video pembelajaran,” ungkap Lies sambil menunjukkan salah satu video pembelajaran yang dikerjakan siswa secara kelompok dan di-upload di Youtube.
“Ya, saya mengharuskan mereka untuk membuat channel sendiri. Mengupload karya mereka, lalu mengirimkannya ke saya dalam bentuk video, dan link channel mereka. Disini saya mendidik mereka untuk kreatif, inovatif, mandiri, berkolaborasi dan wise dalam menggunakan HP,” jelas Lies.
Dan terkait ujian online, tambah Lies, siswa tidak perlu menunggu lama untuk tahu hasil ujiannya. Karena ujian sekolah disajikan dalam format CBT atau berbasis android, dan hasilnya langsung diketahui anak sesaat setelah selesai mengerjakan semua soal.
Ditambahkan Paidi, “Saya sangat antusias dengan perkembangan metode pembelajaran disini. Kita semua saling mendukung. Sekolah juga mendukung dalam penyediaan infrastrukturnya. Kita punya wifi yang nonstop 24 jam, lab komputer dengan 92 unit komputer dan laptop, didukung daya listrik yang memadai.
Guru-guru juga terus belajar dan mengasah kompetensinya. Orang tua juga mendukung program sekolah. Dan siswa terlihat sangat antusias dengan metode pembelajaran digital yang mulai diaplikasikan. Semua ini tentunya bukan semata karena kepala sekolah. Tapi berkat dukungan semua pihak terlebih teman-teman guru,” pungkas Paidi.■ (GP-IP2)