Bekasi, Info Pendidikan
Sejak diberlakukannya kondisi darurat COVID-19 di Kota Bekasi, hingga sekarang, hampir 2 bulan lamanya, banyak warga terdampak dan mengalami banyak kesusahan. Terlebih dengan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), lapisan masyarakat ekonomi lemah semakin terpuruk, khususnya yang bekerja dan mendapat upah harian.
Melihat keadaan ini, Ermayani Astuti, Kepala SMAN 11 Bekasi, didukung sepenuhnya oleh komite sekolah dan orang tua murid, melakukan penggalangan donasi atau bantuan untuk masyarakat yang terdampak. Khususnya masyarakat sekitar sekolah dan juga siswa-siswa dari keluarga kurang mampu.
Dari penggalangan bantuan ini, diinisiasi dan dinahkodai oleh kepala sekolah, sejumlah besar bantuan makanan kemudian disalurkan langsung oleh sekolah kepada orang tua siswa SMAN 11 yang terdampak, serta masyarakat ekonomi lemah di sekitar sekolah.
Penyerahan donasi atau bantuan ini dilaksanakan di sekolah dalam 2 (dua) sesi. Pertama pada Senin, 4 Mei dan Jumat, 8 Mei 2020.
Di sesi pertama, sebanyak 50 paket sembako dan di sesi kedua juga dengan jumlah yang sama.
Kegiatan pemberian donasi di sesi kedua hari ini, dibarengi dengan kegiatan pembagian raport kelas XII, yang berlangsung sejak pagi hari.
Ermayani, kepada IP, Jumat (8/5), menjelaskan bahwa cukup banyak orang tua dari siswa SMAN 11 yang terdampak langsung akibat pemberlakuan PSBB di kota Bekasi. Dan keadaan ini menjadi keprihatinan semua stakeholder di SMAN 11.
Situasi pandemi COVID-19, sambung Erma (panggilan Ermayani Astuti), disaat-saat yang genting. Siswa kelas XII saat itu sedang menghadapi ujian sekolah dan ujian akhir. Karena adanya kondisi wabah COVID-19, dengan sangat terpaksa siswa harus belajar dan ujian dari rumah.
“Tidak semua siswa disini siap dengan keharusan belajar dan ujian dari rumah. Banyak siswa yang tidak memiliki komputer, laptop bahkan smartphone,” ungkap Erma.
Untungnya, sambung Erma, pada tahun kemarin, SMAN 11 mendapat bantuan dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), smartphone (tablet) sebanyak lebih dari 300 unit.
“Untuk siswa yang memang tidak memiliki smartphone, khususnya kelas XII, sekolah meminjamkan tablet dari sekolah. Dengan perjanjian harus dijaga dan tidak boleh rusak. Selain itu, bagi yang benar-benar tidak mampu, sekolah juga memberikan bantuan paket data. Agar mereka dapat terus mengikuti pembelajaran dan ujian dari rumah,” jelas Erma.
Alhamdulilah, kata Erma, mereka dapat melalui semuanya selama hampir 2 bulan ini tanpa kendala yang berarti. Kerja dari Rumah dan Belajar dari Rumah dapat dilaksanakan dengan baik. Dan kini, anak-anak kelas XII sudah selesai mengikuti pembelajaran di SMAN 11.
“Hari ini dan besok, kita membagikan rapor kelas XII. Ada 10 rombel (rombongan belajar) untuk kelas XII. Hari ini kita bagi untuk 5 rombel dan besok 5 rombel lagi. Dengan diberlakukannya PSBB, sekolah tidak mungkin membagikannya secara sekaligus. Karena harus tetap mengikuti aturan pembatasan jarak, social dan physical distancing,” kata Erma menjelaskan.
Terkait pemberian bantuan makanan atau sembako, Ermayani, mengatakan bahwa semua bentuk donasi ini dananya bersumber dari komite sekolah dan swadaya masing-masing orang tua murid yang merasa terpanggil. Selain itu, teman-teman guru juga kepala sekolah dan dewan guru SMAN 11 juga menyisihkan sebagian rezekinya untuk memberikan donasi.
“Dalam kondisi sepertinya sekarang ini, siswa dari masyarakat berpenghasilan kurang sangat terdampak. Mereka harus belajar dari rumah, tapi tidak punya kuota internet. Dan ini kita sikapi dengan memberikan kuota internet kepada mereka secara gratis,” lanjut Ermayani.
Apalagi untuk kelas X dan XI, sambung Erma, mereka sebentar lagi harus ujian kenaikan kelas. Dan semuanya dilakukan dari rumah. Guru dan siswa tetap harus dapat terus berinteraksi dari rumah masing-masing.
“Saya berharap, semoga kita semua bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik. Guru dapat kembali mengajar di sekolah dan siswa juga bisa kembali bersekolah seperti biasa lagi,” harap Ermayani Astuti dengan nada optimis. ■(GP/JOS)