Bekasi, Info Pendidikan
Peringatan Waisak yang jatuh pada Rabu (26/5), diminta dilakukan secara virtual. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan di tengah pandemi dan mendukung program Pemerintah Pusat serta Pemerintah Kota Bekasi dalam memutus mata rantai penyebaran virusnya.
Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Bekasi, Ronny Hermawan mengatakan peringatan Waisak yang dilakukan oleh umat Buddha diharapkan dilakukan dengan tidak menimbulkan kerumunan.
“Saya mengimbau agar peringatannya tidak menimbulkan kerumuman, dan melalui virtual saja,” imbau Ronny.
Sambung dia, meskipun dilakukan secara virtual, namun hal tersebut tidak mengurangi makna dari peringatan Waisak tersebut.
“Meskipun virtual, hal ini tidak mengurangi maknanya, karena kita tahu saat ini masih dalam kondisi Covid-19,” terangnya.
Ronny juga menekankan dalam peringatan Waisak tersebut, umat Buddha bisa menjaga persatuan dan kesatuan serta persaudaraan seluruh umat beragama.
“Saya mengimbau agar tetap mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan serta persaudaraan dalam peringatan Waisaknya disaat pandemi ini, karena semua agama juga mengajarkan keselamatan dan kedamaiannya,” tegas Ronny.
Terpisah, Feri Sito selaku Pembina Yayasan Pancaran Tridharma Bekasi menuturkan ada tiga makna penting yang wajib diingat oleh umat Buddha dalam peringatan Waisak, yakni pertama, lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M, kedua, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 S.M, dan ketiga Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.
“Ada tiga makna penting dalam peringatannya dan diharapkan hal ini bukan hanya bisa direnungi saja, melainkan digali dan diamalkan seluruh ajarannya untuk kebaikan semua,” pesannya.■RIS