Bogor, Info Pendidikan
Sebagai wujud merubah perilaku warga, khususnya dalam hal perilaku higienis dan saniter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia luncurkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kampung Cisewu, Desa Sukajaya, Kecamatan Jonggol, Kota Madya Bogor Timur, Kabupaten Bogor.
Ketua Tim STBM, Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K) menuturkan, kegiatan ini merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku menjadi higienis dan saniter di warga,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, dikenal adanya lima pilar yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan kegiatan STBM dan pemicuan untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir dan perilaku sehari-hari, yaitu:
1. Stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
4. Pengamanan sampah rumah tangga
5. Pengamanan limbah cair rumah tangga
Seperti yang dilakukan di Kampung Cisewu, Desa Sukajaya, Kecamatan Jonggol, Bogor Jawa Barat, melalui kegiatan yang dibiayai oleh DPPM Universitas Indonesia melalui hibah Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dihadiri Lurah Desa Sukajaya, Ujang Royani, S.Pd. I dan staf Puskesmas Sukanegara itu, merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu penyediaan sarana air bersih melalui sistem pemipaan dan penampungan air hujan.
“Pada hari yang sama diadakan pula kegiatan pengobatan massal kepada masyarakat Kampung Cisewu oleh Tim Bantuan Medis (TBM) mahasiswa FKUI angkatan 2019 dalam acara TBM Gives Back,” katanya.
Kawasan Kampung Cisewu, Desa Sukajaya, Jonggol didominasi area dengan kontur tanah darat dan bukit serta lembah. Area bukit sebagian besar merupakan lahan non produktif berupa tanah merah dengan keasaman tinggi sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sedangkan area lembah merupakan sawah tadah hujan.
“Kampung Cisewu di bagian lembah dialiri sungai Cisewu, sungai Cilampegan dan sungai Cipeteuy, namun volume air ketiga sungai ini sangat sedikit. Keunikan sungai-sungai ini hanya akan terisi air dengan volume maksimal jika hari hujan,” jelasnya.
“Ketika hujan berhenti, maka hanya dalam 2-3 jam air sungai akan surut kembali ke volume awal. Di musim kemarau air sungai akan kering total dan hanya menyisakan aliran air yang sangat kecil dan beberapa genangan yang dimanfaatkan warga untuk kegiatan masak dan MCK,” sambungnya.
Ia pun menambahkan, sebagian penduduk yang memiliki sumur dan fasilitas MCK pun di musim kemarau akan memanfaatkan air sungai ini. Kondisi air sungai yang tidak memenuhi syarat air bersih namun tetap digunakan oleh penduduk kampung Cisewu untuk kegiatan masak dan MCK menjadi penyebab tingginya angka penyakit kulit, diare dan infeksi saluran nafas atas.
Setelah dilakukan kegiatan Implemantasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), saat ini di Kampung Cisewu, Desa Sukajaya telah memiliki fasilitas toren penampungan air hujan dan pemipaan air bersih, tepatnya di area Mushalla As Salam.
“Mushalla As Salam menjadi pusat kegiatan STBM untuk mempermudah diakses oleh masyarakat sekitar. Edukasi dan evaluasi akan terus dilakukan untuk memastikan berjalannya kegiatan STBM secara berkesinambungan,” pungkasnya.■ RIS