Tidak Ada Perhatian Pengurus Atlet Catur Kota Bekasi Ancam Mengundurkan Diri Dari PERCASI

0
540

Bekasi, Info Pendidikan
Merasa kecewa akan ketidak adanya empati pengurus dalam mengawal prestasi para atletnya, sebagian besar orang tua atlet menjadi geram dan mengancam akan keluar dari Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) Kota Bekasi.

Dalam grup orang tua atlet, salah satu orang tua mengajak seluruh orang tua yang tergabung dalam grup itu untuk mengundurkan diri. Dan sontak, ajakan ini disambut yang lainnya dan sepakat untuk mengundurkan diri.

Tomu U. Silaen

Kisruh ini diawali saat persiapan kejuaraan nasional (kejurnas) catur yang akan dilaksanakan pada 13 sampai dengan 20 Maret 2023 di Jakarta. Dimana atlet-atlet junior yang akan ikut kejurnas tidak ada persiapan, bahkan rapat persiapan pun tidak ada sampai sekarang. Sementara menurut kabar, atlet catur dari daerah-daerah lain sudah sangat siap, seperti di Bogor dan Jakarta. Bahkan akomodasi atlet yang akan ikut kejurnas telah ditanggung oleh masing masing Cabor (cabang olahraga).

Mengacu pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, bahwa keolahragaan adalah adalah segala aspek yang berkaitan dengan olahraga yang memerlukan pengaturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan, yang saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

Kemudian menjadi satu kesatuan yang meliputi pengaturan pendidikan, pelatihan serta pembinaan guna mencapai ke level nasional. Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa, “Pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial, dan pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan atlet.”

Pasal 21 ayat 2 menjelaskan Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan.

Menanggapi hal tersebut, pada Senin (6/3) saat perbincangan dengan media, Tomu U. Silaen, Ketua Umum LSM Pencegahan Korupsi Anggaran Pemerintah Republik Indonesia (PKAP-RI), yang sekaligus juga salah satu orang tua atlet junior catur menyesalkan adanya dugaan pembiaran terhadap atlet Percasi Kota Bekasi.

“Hemat saya, setiap cabang olahraga (cabor) itu ada dana pembinaan bahkan sampai persiapan turnamen dari tingkat daerah sampai ke level nasional. Namun semua kembali kepada pengurusnya apakah ada perhatian kepedulian dan mau bekerja keras untuk mencari dana demi majunya atletnya. Tapi sepertinya pengurus kurang peka terhadap keluhan atlet”, ungkap Silaen.

“Saya ini kan pengurus Percasi juga, tapi apa daya, saya sudah berupaya namun tidak ditanggapi. Salah satu contoh ya  selama 2 kali Kejurda tidak ada transparansi laporan keuangan, bagaimana saya bisa bekerja maksimal bila laporan pelaksanaan turnamen dibuat sendiri. Maaf ya bukan maksud ada dugaan korupsi, tapi sikap cuek pengurus sangat keliatan dan merasa paling berkuasa,” tambahnya dengan nada kesal.

Silaen juga mengatakan, bila begini terus, atlet selalu dibiarkan, tidak ada kepedulian, tidak ada evaluasi kinerja, sebaiknya Walikota Bekasi harus segera turun tangan terhadap persoalan ini.

“Bila perlu segera keluarkan rekomendasi  rapat luar biasa untuk mengevaluasi tanggungjawab seluruh pengurus Percasi Kota Bekasi,” tegasnya menutup pembicaraan.■(GP-IP2)